2022-09-01 11:20:56

Kasus Monkeypox Pertama di Indonesia Terkonfirmasi





Kementerian Kesehatan memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox (cacar monyet). Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular. Berdasarkan penelusuran, pasien berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022. Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien masuk ke salah satu rumah sakit milik Kementerian Kesehatan pada tanggal 18 Agustus dan hasil test PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus.

Periode Invasi

Periode invasi terjadi dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virusnya pertama kali. Saat seseorang berada dalam masa invasi, dirinya akan menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • demam
  • sakit kepala hebat
  • limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • sakit punggung
  • nyeri otot
  • lemas parah (asthenia)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembengkakan kelenjar getah bening merupakan ciri-ciri utama cacar monyet. Gejala inilah yang menjadi pembeda antara cacar monyet dengan jenis cacar lainnya. Pada kasus gejala yang parah, orang yang terinfeksi bisa saja mengalami masalah kesehatan lainnya di masa awal infeksi. Seperti kasus yang diteliti dalam studi Clinical Manifestations of Human Monkeypox Influenced by Route of Infection. Kelompok pasien yang terpapar virus melalui mulut atau saluran pernapasan menunjukkan gangguan pernapasan seperti batuk, radang tenggorokan, dan hidung berair.

Periode Erupsi Kulit

Periode ini terjadi pada 1-3 hari setelah demam muncul. Fase ini ditandai dengan kemunculan gejala utama penyakit ini, yaitu ruam kulit. Periode erupsi kulit berlangsung selama 14-21 hari. Ruam berupa bintik-bintik merah seperti cacar air pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Wajah dan telapak tangan serta kaki adalah area yang paling terdampak bintik-bintik ini. Gejala cacar monyet ini juga bisa ditemukan pada membran mukosa yang terletak di tenggorokan, area alat kelamin, termasuk jaringan mata dan kornea. Jumlah ruam cacar yang muncul bervariasi, tapi mencapai puluhan hingga ratusan ruam. Pada kasus yang parah, ruam bisa masuk ke dalam kulit hingga sebagian atas permukaan kulit rusak. Bintik-bintik merah dalam waktu beberapa hari berubah menjadi vesikel atau lenting, yaitu lepuhan kulit yang berisi cairan. Sama seperti perkembangan penyakit cacar lainnya, lenting kemudian akan berubah mengering menjadi pustula dan mengerak membentuk keropeng. Ukuran diameter lenting bisa bervariasi dari 2-5 mm seiring lenting berubah menjadi pustula. Gejala ruam cacar dapar berlangsung selama 10 hari sampai ruam mengering. Dibutuhkan waktu beberapa hari hingga seluruh keropeng pada kulit tubuh bisa mengelupas dengan sendirinya.

 

Membedakan Cacar Monyet Dengan Cacar Air

Sebagaimana penyakit cacar air, cacar monyet merupakan penyakit self-limiting disease. Ini berarti, cacar monyet dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus tapi tetap bergantung pada kondisi imun setiap orang. Akan tetapi, penyakit cacar monyet tidak sama dengan cacar air. Virus penyebab dua penyakit ini sama sekali berbeda Virus penyebab cacar monyet berasal dari genus Orthopoxvirus. yaitu kelompok keluarga virus yang sama dengan virus penyebab cacar air. Kedua virus ini berkerabat dengan virus penyebab penyakit cacar (smallpox), penyakit yang telah dinyatakan musnah oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1980. Ciri penyakit cacar monyet dengan cacar air pun juga berbeda, seperti yang telah diurai di atas. Dibandingkan dengan gejala cacar air, gejala cacar monyet cenderung lebih berat. Salah satu ciri yang paling membedakan cacar monyet dengan jenis cacar lainnya adalah terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening baik yang terdapat di leher, ketiak, maupun pangkal paha.

Hindari Gejala Cacar Monyet Dengan Mewaspadai Penularannya

Penularan cacar monyet awalnya berlangsung dari kontak langsung dan tak langsung antara manusia dengan hewan liar yang terinfeksi. Meskipun dinamakan sebagai penyakit cacar monyet, istilah penyakit ini sebenarnya kurang tepat karena transmisi virus ini dilakukan oleh binatang pengerat, yaitu tikus dan tupai. Mekanisme penularan virus ini pada manusia memang belum bisa diketahui secara pasti. Diduga media penularan dapat berupa luka terbuka atau selaput lendir dan cairan tubuh yang dihasilkan organ pernapasan orang terinfeksi. Dari kasus yang ada, penularan cacar monyet terjadi melalui droplet atau cairan liur yang terciprat dari mulut. Proses penularan ini berlangsung ketika orang yang sakit kemudian batuk, bersin, atau berbicara dan mengeluarkan cipratan liur yang terhirup oleh orang sehat di sekitarnya.

SHARE:        

Add Comment